Sejatinya Menikah itu Tidak ada unsur Keterpaksaan
Nyantri Virtual
Di dalam menikah pastinya kita menginginkan kebahagiaan bukannya
karena keterpaksaan. Mengapa disebut terpaksa, seperti misalnya karena
sudah terjadi kecelakaan dalam hubungan sehingga menyebabkan hamil
diluar nikah dan sang laki-laki tidak mau bertanggung jawab. Namun
karena sudah terjadi dan akhirnya dipaksa untuk menikahi sang perempuan,
atau karena perjodohan dari orang tua yang memang tidak klik di hati
dan penyebab lainnya yang sehingga menikah dengan keadaan terpaksa.
Karena saat pergaulan sudah sangat bebas maka sudah banyak korban yang
hamil diluar pernikahan. Berbeda zaman dahulu dengan sekarang, karena
pada saat zaman dahulu wanita dengan laki-laki itu sangatlah pemalu
bahkan hanya untuk sekedar menyapa. Berbanding terbalik sekali dengan
zaman sekarang yang memang tidak ada rasa malu untuk mengumbar sebuah
hubungan ke publik, sebut saja yang biasa dilakukan remaja saat ini
yaitu pacaran. Padahal jelas-jelas di dalam islam tidak diajarkan untuk
berpacara karena pasti akan menimbulkan perilaku yang tidak baik seperti
perzinahan.
Karena saat ini para remaja yang berpacaran sudah terlalu jauh
melangkah sehingga terjadinya hal-hal tersebut, biasanya para remaja
yang berpacaran ini sudah mengerti dan melakukan hal-hal yang
menyimpang. Pada saat mereka berduaan pasti akan ada rayuan-rayuan
syetan yang akan menjerumuskan mereka. Awalnya memang hanya dari sering
melakukan obrolan dan selanjutnya pasti akan lebih dari sekedar
mengobrol biasa. Alhasil pernikahan secara mendadak pun akan diadakan
karena telah terjadi sebuah insiden dalam berpacaran, dan secara siap
tidak siap pun mereka harus bertanggung jawab tentang hal yang telah
mereka lakukan tersebut. Jika diakhiri dengan pernikahan harusnya
bersyukur, karena saat ini banyak dari mereka yang sudah berani
melakukan aborsi dan juga menjual nya. Naudzubillahimindzalik
Maka dari itu islam mengajarkan untuk tidak berpacaran karena itu
sama saja anda mendekati pada perzinahan. Jika dilihat saat ini
perzinahan memang sudah sangat memprihatinkan, sudah banyak dari mereka
terlebih lagi para remaja yang memang selalu melakukan hal-hal yang
dilarang dalam agama tersebut sehingga biasanya mereka menjadikan pacar
mereka seperti sepasang suami istri yang sudah memiliki hak atas
pacarnya tersebut.
Jika sudah kejadian seperti itu, jangan salahkan syetan yang telah
merayunya untuk melakukan hal tidak baik itu. Karena memang itu
merupakan tugasnya sebagai syetan.Tapi seharusnya kita sebagai muslim
yang tata cara hidup kita telah di atur sedemikian rupa oleh Allah
semestinya mau membuka hati menelaah setiap nasihat. Mendekat kearah
kebaikan bukan malah menikmati kesesatan yang hanya semata itu. Saat ini
juga sudah semakin memudahkan bagi syetan untuk selalu merayu manusia
melakukan hal-hal yang tidak baik, seperti yang dapat anda ketahui saat
ini produk (baca: kondom) yang tadinya hanya di gunakan untuk alat
kontrasepsi bagi yang telah menikah menjadi bebas penjualannya. Mungkin
untuk menaikkan tingkat penjualan atau ada sesuatu yang tersembunyi di
balik itu semua. Dan alhasil semakin bebaslah pergaulan anak muda masa
kini, dahulu mungkin memang masih ada rasa takut untuk melakukan hal-hal
yang telah dilarang oleh Allah SWT. Namun kini tidak lagi. Toh, sudah
ada “pelindung”. Berapa kali pun mereka menjalani hubungan layaknya
suami istri, tidak akan terlihat bekasnya.
Tidak berlebihan jika pacaran sangat identik dengan pergaulan bebas.
Mungkin tidak semua dan semoga tidak semua. Tapi hal-hal bebas semacam
itu tidak akan terendus orang lain kecuali hanya pelaku dan Allah saja
yang tau. Hanya Allah, tetapi gumpalan nafsu tidak menghendaki rasa
takut kepada Allah untuk timbul dalam hati pelaku dan mengurungkan niat
buruknya. Bagi mereka yang masih dalam hubungan pacaran mungkin akan
mengatakan bahwa tidak semua orang dalam berpacaran akan melakukan
hal-hal tersebut, dan kita pun patut mensyukuri pernyataan itu, dan
semoga pula mereka yang menentang, tidak mendekati hal-hal kecil yang
juga terlarang yang lambat laun bisa menimbulkan percikan nafsu.
Dan bagi kita yang memilih untuk sendiri sebelum menikah, juga
mengumandangkan kebanggaan kita. Karena kita menjadi tuli akan rayuan
syetan, Kita bangga menjaga kesucian meskipun tersisih. Kita yang
menjadi single sebelum menikah karena pilihan. Bisa saja kita memilih
mengikuti jejak mereka untuk berpacaran, memilih satu di antara mereka
yang menyukai kita .Tapi kita lebih suka memilih keridhaan Allah. Lebih
suka menyibukkan diri dengan belajar dan mendekatkan diri kepada Allah,
sambil menunggu jodoh terbaik yang telah Allah pilihkan untuk kita.
Bukan menyibukkan diri dengan keluh kesah dan air mata di atas label
cinta semu. Kita yang selalu yakin bahwa Allah menciptakan segala
sesuatu berpasangan termasuk manusia. Allah yang akan memberi ganjaran
indah kepada yang sabar menjaga kesucian. Aamiin.
Allahua’lam. (dakwatuna)