3 Tugas dan Peran Manusia | Materi Dakwah Pilihan
Nyantri Virtual
Manusia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk penciptaan, namun
kemuliaannya tergantung pada apakah dia bisa menjalankan tugas dan peran
yang telah digariskan Allah atau tidak. Bila tidak, maka dia akan
dimasukkan ke dalam neraka dengan segala kesengsaraannya. Allah swt.
Berfirman,
”Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya, kenudian kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada
putus-putusnya.”(at-Tiin: 4-6)
Paling kurang, ada tiga tugas dan peran yang harus dimainkan oleh manusia diantaranya sebagai berikut.
1. BERIBADAH KEPADA ALLAH
Beribadah kepada Allah swt. Merupakan tugas pokok, bahkan
satu-satunya tugas dalam kehidupan manusia sehingga apa pun yang
dilakukan seharusnya dijalani dalam kerangka ibadah kepada Allah swt.
Sebagaimana firman-Nya,
”aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”(adz-Dzaariyaat: 56)
Agar segala yang kita lakukan bisa di kategorikan ke dalam ibadah
kepada Allah swt., maka paling tidak ada tiga criteria yang harus kita
penuhi, yaitu niat yang ikhlas karena Allah swt., lakukan segala sesuatu
dengan cara yang benar, dan tujuannya adalah mengharap ridha Allah swt.
2. KHALIFAH ALLAH DI MUKA BUMI
Nilai-nilai dan segala ketentuan yang berasal dari Allah swt. Harus
ditegakkan dalam kehidupan di dunia ini. Untuk menegakkannya, maka
manusia diamanahkan sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi ini
untuk menegakkan syariat-syariat-Nya. Allah swt. Berfirman,
”Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.”(al-Baqarah: 30)
Untuk bisa menjalankan fungsi dari khalifah, maka manusia harus
menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta menyiarkan kebaikan
dan kemasahalatan. Allah swt. Berfirman,
”Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau kami jadikan khalifah (penguasa) di
bumi, maka berilah keputusan membuka perkara diantara manusia dengan
adil dan jangnlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan
engkau dari jalan Allah. Sesungguh, orang-orang yang sesat dari jalan
Allah akan mendapat azab yang berat, karma mereka melupakan hari
perhitungan.”(Shaad: 26)
Untuk bisa memperoleh kebaikan yang baik di dunia ini, salah satu
yang menjadi penopang utamanya adalah penegakan huku secara adil. Allah
swt. Berfirman,
”Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menegakkan hukum diantara manusia
hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, allah sebaik-baik
memberi pelajaran kepadamu. Sungguh, Allah maha mendengar, Maha
Melihat.”(an-Nisaa’: 58)
Keharusan berlaku adil tetap di tegakkan meskipun kepada orang yang kita benci sehingga jangan sampai karena kebencian kita kepadanya, keadilan yang semestinya mereka nikmati tidak bisa mereka peroleh. Allah berfirman,
”Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencian mu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. (karena) adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Teliti apa yang kam kerjakan.”(al-Maa’idah: 8)
3. PEMBANGUN PERADABAN
Kehidupan dan martabat manusia sangat berbeda dengan binatang.
Binatang tidak memiliki peradaban sehingga betapa rendah derajatnya.
Adapun manusia, di ciptakan oleh Allah swt. Untuk membangun dan
menegakkan peradaban yang mulia, karenanya Allah swt. Menetapkan manusia
sebagai pemakmur bumi.
Ini firman nya,
Ini firman nya,
”Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya.”(Huud: 61)
Untuk bisa membangun kehidupan yang beradab, ada lima fondasi masyarakat beradab yang harus dimiliki, diantaranya sebagai berikut,
a. Nilai-nilai yang datang dari Allah swt.
b. Akal yang merupakan potensi besar untuk berfikir dan merenungkan segala sesuatu.
c. Harta yang harus dicari secara halal dan bukan menghalalkan segala cara.
d. Kehormatan manusia dengan akhlaknya yang mulia
e. Keturunan atau nasab manusia yang harus jelas
167 Materi Dakwah Pilihan