Ketika Ramadhan Telah Tiba

Ketika Ramadhan Telah Tiba

Apa yang dilakukan Rasul dan para Sahabat setelah memasuki Ramadhan? Setelah memasuki bulan Ramadhan, sejak hari pertama dan sampai hari terakhir, Rasulullah dan para Sahabat meningkatkan kemampuan menahan diri dari berbagai syahwat, seperti syahwat telinga, syahwat mata, syahwat lidah, syahwat perut (makan dan minum), syahwat kemaluan, syahwat cinta dunia, syahwat kesombongan dan berbagai syahwat yang memalingkan mereka dari mengingat dan mencintai Allah serta akhirat.

Latihan mengendalikan dan menundukkan berbagai syahwat ini dilakukan sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari. Inilah inti shaum (puasa) Ramadhan yang diwajibkan Allah.

Apakah setelah sepanjang hari bergulat dengan dorongan-dorongan berbagai syahwat tersebut malam harinya digunakan untuk istirahat, makan, minum dan sebagainya? Ternyata tidak.

Di malam harinya Rasulullah dan para Sahabat memanfaatkannya untuk qiyam (berdiri beramal ibadah) seperti shalat taraweh, berzikir, membaca dan tadabbur Al-Qur’an dan berbagai ibadah lainnya.

Artinya, selama Ramadhan, Rasul dan para Sahabat benar-benar menfokuskan diri bertaqorrub kepada Allah melalu training manajemen syahwat dan sekaligus training manajemen ibadah. Dua hal inilah yang harus dimiliki oleh setiap hamba yang ingin mendapat ridha Allah di dunia dan bertemu dengan-Nya di syurga.

‘Aisyah meriwayatkan : Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Di bulan Ramadhan Beliau lebih dermawan lagi ketika bertemu Jibril. Jibril menemui Beliau setiap malam Ramadhan untuk mengajarkan (mudarosah) Al-Qur’an. Sebab itu, kederwawanan Rasul Saw. di bulan Ramadhan lebih kencang dari (tiupan) angin. (HR. Bukhari).

Inilah contoh nyata dari Rasul Saw. dan para Sahabat ketika mereka memasuki bulan Ramadhan. Hampir tak satupun syahwat yang tidak dapat mereka tundukkkan dan kendalikan dan tak satupun kebaikan dan amal sholeh yang mereka tinggalkan.

Ramadhan benar-benar menjadi sistem penyeimbang dalam hidup ini sehingga mereka berhasil terbebas dari pengaruh syahwat buruk, karena merekalah yang mengendalikannya.

Pada waktu yang sama, mereka berhasil meningkatkan kualitas diri dengan berbagai amal ibadah yang mereka lakukan dalam rangka taqorrub ilallah.

Dengan demikian tercapai janji Rasul Saw. Siapa yang shaum (puasa) di bulan Ramadhan dan dia mengetahui aturannya (batas-batasnya), dia menjaga apa yang seharusnya dijaga maka akan dihapus dosa-dosa sebelumnya. (HR. Ahmad dan Baihaqi).